OLIMPIADE 2020

Tak Ada Opsi Pembatalan Olimpiade 

Olahraga | Sabtu, 21 Maret 2020 - 13:02 WIB

Tak Ada Opsi Pembatalan Olimpiade 
Mantan perenang Jepang, Imoto Naoko, membawa Obor Olimpiade 2020 yang sampai di Jepang, Jumat (20/3/2020). Hingga kini, belum ada opsi untuk membatalkan atau menunda penyelenggaraan Olimpiade 2020 di tengah wabah global virus corona. (GETTY IMAGES/OLYPIC.0RG)

TOKYO (RIAUPOS.CO) – Obor Olimpiade telah tiba di Pangkalan Udara Matsushima, Jepang Jumat (20/3/2020). Momen tersebut turut menyalakan api semangat agar multiiven olahraga empat tahunan itu berjalan sesuai rencana. International Olympic Committee (IOC) pun juga tidak berhenti memunculkan harapan yang sama.

Presiden IOC Thomas Bach mengatakan pembatalan ajang olahraga multiiven terakbar di kolong jagad itu bukanlah opsi terbaik. Olimpiade 2020 dijadwalkan berlangsung mulai 24 Juli mendatang. Namun, pandemi Covid-19 membuat segalanya menjadi sulit. 


Tidak sedikit atlet yang kesulitan dan terbatas dalam menjalani latihan. Selain itu, kualifikasi sebagian besar cabor juga terganggu. Federasi cabor internasional memilih untuk membatalkan atau menunda kualifikasi karena alasan keselamatan atlet dan offisial.

"Kami tidak tahu situasi saat ini akan menjadi seperti apa," papar Bach kepada New York Times sebagaimana dikutip Sky Sports.

Mantan atlet anggar kebanggaan Jerman itu juga mempertimbangkan sejumlah skenario untuk menghadapi situasi terburuk. Tetapi IOC optimistis bisa menggelar Olimpiade tepat waktu, meskipun dikejar masa persiapan mepet dalam 4 bulan menuju penyelenggaraan.

"Aku tidak akan berspekulasi. Tetapi kami punya kewajiban kepada para atlet, dan seluruh dunia yang akan menyaksikan olimpiade, bahwa kami tidak akan menempatkan pembatalan Olimpiade dalam agenda," papar Bach. 

"Jadi, kami tidak tahu seberapa jauh lorong (gelap) ini terjadi. Tetapi kami berharap api Olimpiade ini akan menjadi cahaya di ujung lorong ini," lanjutnya.

Api Olimpiade sebelumnya diambil dari kota kuno Olimpia, Yunani, 12 Maret lalu. Selanjutnya, kirab obor akan mengunjungi 47 prefektur di Jepang.

Sementara itu, untuk kali pertama nada pesimistis datang dari anggota Badan Eksekutif Komite Olimpiade Jepang, Kaori Yamaguchi.

"Seharusnya itu bisa ditunda dengan situasi saat ini.  Para atlet tidak bisa menjalani persiapan dengan baik," sebut peraih medali perunggu judo Olimpiade 1988 sebagaimana dikutip Daily Mail. (nap/tom)

Sumber: Daily Mail/Jawa Pos
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook